IDAI Tegaskan Batasan Penggunaan Gadget bagi Anak di Era Pembelajaran Digital

Senin, 09 Juni 2025 | 17:16:54 WIB
IDAI Tegaskan Batasan Penggunaan Gadget bagi Anak di Era Pembelajaran Digital

JAKARTA - Di era pembelajaran digital yang semakin maju, penggunaan gadget atau perangkat layar seperti tablet, laptop, dan smartphone telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari anak-anak, khususnya dalam konteks pendidikan. Sekolah daring, tugas digital, dan akses informasi membuat anak-anak lebih banyak berinteraksi dengan media digital dibandingkan sebelumnya. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait dampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan pandangan tegas mengenai durasi dan batasan penggunaan gadget bagi anak-anak agar tetap sehat dan optimal dalam perkembangan tumbuh kembang mereka.

Gadget: Kebutuhan atau Risiko bagi Anak?

Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah merubah cara belajar dan bermain anak secara drastis. Menurut data dari berbagai survei nasional, hampir 70% anak usia sekolah dasar kini rutin menggunakan gadget untuk kegiatan belajar dan hiburan. Meskipun memberi kemudahan dan akses pembelajaran yang luas, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti gangguan penglihatan, masalah postur tubuh, hingga dampak psikososial seperti kecanduan digital dan isolasi sosial.

“Penggunaan gadget sebenarnya bukan hal yang negatif bila diatur dengan baik. Namun, tanpa pengawasan dan batasan, gadget bisa menjadi sumber risiko bagi kesehatan dan perkembangan anak,” ujar Ketua IDAI, Dr. Rina Handayani, dalam konferensi pers yang digelar pada awal Juni 2025.

Rekomendasi IDAI: Durasi dan Batasan Waktu Penggunaan Gadget Anak

IDAI secara resmi mengeluarkan rekomendasi terkait durasi maksimal penggunaan gadget bagi anak, yang disesuaikan dengan usia dan kebutuhan perkembangan mereka. Berikut ini adalah batasan yang disarankan oleh IDAI:

Anak usia di bawah 2 tahun: Sebaiknya tidak diberikan paparan layar gadget sama sekali. Fokus utama adalah stimulasi langsung melalui interaksi sosial dan lingkungan fisik.

Anak usia 2 hingga 5 tahun: Maksimal 1 jam per hari dengan konten yang edukatif dan interaktif. Pengawasan orang tua sangat diperlukan agar anak tidak terpaku pada layar.

Anak usia 6 hingga 12 tahun: Penggunaan gadget maksimal 2 jam per hari dengan jeda istirahat yang cukup dan pengaturan aktivitas fisik serta sosial yang memadai.

Anak usia remaja (13-18 tahun): Durasi bisa lebih fleksibel, tergantung kebutuhan pendidikan dan hiburan, namun disarankan tidak melebihi 3 jam per hari tanpa jeda.

Dr. Rina menambahkan, “Kualitas konten juga sangat penting. Anak-anak harus diarahkan untuk mengakses materi yang mendukung perkembangan kognitif dan emosional mereka, bukan hanya hiburan semata.”

Pentingnya Peran Orang Tua dan Sekolah dalam Pengaturan Gadget

Selain durasi, IDAI menekankan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam mengatur dan mengawasi penggunaan gadget oleh anak. Orang tua diharapkan menjadi contoh dengan membatasi penggunaan gadget di rumah serta mengajarkan pola hidup sehat digital.

“Anak-anak belajar dari kebiasaan orang di sekitar mereka. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus mampu mengatur penggunaan gadget agar menjadi alat bantu yang positif, bukan pengganggu tumbuh kembang,” kata Psikolog Anak dari IDAI, Dr. Wulan Sari.

Sekolah juga perlu menyesuaikan metode pembelajaran digital dengan pendekatan yang memperhatikan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial serta aktivitas fisik.

Dampak Negatif Penggunaan Gadget Berlebihan

Penggunaan gadget yang berlebihan tanpa kontrol dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan anak. IDAI mencatat beberapa gangguan yang paling umum terjadi, antara lain:

Gangguan penglihatan: Anak-anak yang menatap layar terlalu lama berisiko mengalami mata kering, lelah, dan penglihatan kabur.

Masalah postur: Duduk dalam posisi salah untuk waktu lama dapat memicu kelainan postur tubuh, nyeri leher, dan punggung.

Gangguan tidur: Paparan cahaya biru dari layar dapat mengganggu ritme sirkadian anak, sehingga mengurangi kualitas dan durasi tidur.

Kecanduan digital: Anak yang terlalu sering menggunakan gadget berisiko mengalami kecanduan, yang berdampak pada penurunan interaksi sosial dan aktivitas fisik.

Dampak psikologis: Termasuk meningkatnya risiko stres, kecemasan, hingga gangguan konsentrasi.

Solusi dan Strategi Sehat Menggunakan Gadget

IDAI menyarankan beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan oleh orang tua dan guru untuk menjaga kesehatan anak di era digital:

Atur jadwal penggunaan gadget yang ketat, termasuk waktu mulai dan berakhir serta jeda istirahat setiap 20-30 menit.

Pilih konten edukatif dan sesuai usia agar anak mendapatkan manfaat maksimal dari aktivitas digital.

Galakkan aktivitas fisik dan sosial di luar waktu penggunaan gadget sebagai penyeimbang.

Ciptakan zona bebas gadget di rumah, seperti saat makan bersama atau menjelang tidur.

Pantau tanda-tanda gangguan kesehatan seperti mata merah, nyeri kepala, atau perubahan perilaku anak.

Pandangan Ahli Dunia tentang Gadget dan Anak

Rekomendasi IDAI juga sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO), yang menekankan pentingnya pembatasan durasi dan pengawasan ketat dalam penggunaan perangkat digital oleh anak.

Dr. Rina Handayani menambahkan, “Teknologi bukan musuh, tapi alat bantu yang sangat potensial bila digunakan secara bijak. Mendidik anak agar memiliki literasi digital yang baik akan membantu mereka memanfaatkan gadget dengan sehat dan produktif.”

Tantangan Pembelajaran Digital di Indonesia

Indonesia sebagai negara dengan populasi anak yang besar menghadapi tantangan dalam menerapkan aturan penggunaan gadget di era pembelajaran digital. Beragamnya akses dan kemampuan pengawasan di berbagai daerah menjadi faktor yang memengaruhi efektivitas implementasi aturan.

IDAI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga terkait berupaya meningkatkan edukasi kepada orang tua dan guru mengenai pentingnya pengaturan gadget dalam proses belajar mengajar.

Era pembelajaran digital membawa kemudahan sekaligus tantangan baru bagi kesehatan anak-anak. Penggunaan gadget yang semakin marak harus diiringi dengan aturan dan pengawasan yang ketat agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan panduan dan rekomendasi durasi penggunaan gadget yang dapat menjadi acuan bagi orang tua dan pendidik.

“Dengan pengaturan yang tepat, gadget dapat menjadi sarana edukasi dan pengembangan diri yang luar biasa bagi anak-anak kita,” tutup Dr. Rina Handayani.

Terkini