ALFI Dorong Digitalisasi Logistik Demi Efisiensi dan Daya Saing

Senin, 22 September 2025 | 16:27:09 WIB
ALFI Dorong Digitalisasi Logistik Demi Efisiensi dan Daya Saing

JAKARTA - Efisiensi biaya logistik masih menjadi pekerjaan besar bagi Indonesia di tengah persaingan global yang semakin ketat. Tantangan tingginya biaya logistik dinilai menghambat daya saing produk nasional di pasar internasional. 

Kondisi ini mendorong Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) untuk mengedepankan transformasi berbasis digitalisasi, integrasi sistem, dan keberlanjutan sebagai strategi utama menuju logistik modern.

Ketua Umum DPP ALFI, Akbar Djohan, menegaskan bahwa logistik adalah urat nadi perdagangan, sehingga ketidakefisienan dalam sistemnya akan berdampak pada seluruh sektor ekonomi.

“Logistik adalah urat nadi perdagangan. Jika sistemnya tidak efisien, maka biaya tinggi akan menjadi beban bagi semua sektor. Visi kita adalah menghadirkan logistik yang terintegrasi, transparan, dan berdaya saing global,” ujar Akbar di Jakarta, Sabtu (20 September 2025).

Biaya Logistik Masih Terlalu Tinggi

Menurut Akbar, saat ini biaya logistik Indonesia masih berada di angka 14,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut dianggap terlalu besar jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan. Tingginya biaya logistik membuat harga produk Indonesia kurang kompetitif ketika bersaing di pasar internasional.

“Kalau kita ingin bersaing di tingkat global, maka biaya logistik harus bisa ditekan. Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak,” lanjut Akbar.

Oleh karena itu, langkah transformasi tidak hanya menyangkut pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pembenahan sistem kebijakan dan percepatan pemanfaatan teknologi digital.

Sistem Terintegrasi Berbasis Teknologi

ALFI mendorong penerapan sistem logistik terintegrasi yang memanfaatkan teknologi modern seperti big data, smart warehouse, hingga sistem pelabuhan berbasis digital. Dengan sistem yang lebih cerdas, rantai pasok diharapkan menjadi lebih singkat, transparan, dan efisien.

“Digitalisasi akan membawa efisiensi, transparansi, dan kecepatan layanan. Selain itu, kita juga harus menyiapkan SDM yang mampu beradaptasi dengan teknologi baru,” ungkap Akbar.

Selain efisiensi, penguatan kapasitas sumber daya manusia menjadi faktor penentu. Transformasi digital tidak akan berjalan optimal tanpa SDM yang siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi logistik modern.

Keberlanjutan Jadi Agenda Penting

Transformasi logistik yang didorong ALFI tidak hanya menitikberatkan pada efisiensi, tetapi juga keberlanjutan. Konsep sustainability kini menjadi salah satu sorotan utama, sejalan dengan agenda global pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi hijau.

Akbar menegaskan bahwa sektor logistik harus diarahkan ke praktik ramah lingkungan. Pemanfaatan kendaraan berbasis energi baru, pengelolaan rantai pasok rendah emisi, serta penerapan standar keberlanjutan internasional menjadi langkah yang perlu dikembangkan.

“Transformasi logistik harus sejalan dengan agenda keberlanjutan global. Kita tidak hanya bicara efisiensi, tetapi juga tanggung jawab pada lingkungan,” katanya.

ALFI Convex 2025 Jadi Momentum

Untuk mempercepat agenda transformasi, ALFI akan menggelar ALFI Convex 2025 pada 12–14 November 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Ajang ini akan menjadi pameran dan konferensi logistik terbesar di Indonesia dengan tema “Indonesia in Motion: Transformasi Logistik Menuju Indonesia Emas 2045.”

“ALFI Convex 2025 akan menjadi ajang strategis mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan investor dalam mempercepat transformasi logistik nasional,” jelas Akbar.

Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi lintas sektor, membahas strategi implementasi digitalisasi, kebijakan logistik nasional, hingga peluang investasi di sektor rantai pasok dan infrastruktur pendukung.

Harapan Menuju Daya Saing Global

ALFI meyakini bahwa melalui sinergi antara pemerintah, swasta, asosiasi, dan investor, Indonesia dapat memiliki sistem logistik yang efisien, terintegrasi, dan berdaya saing global.

“Kami optimistis, jika semua pihak bersinergi, Indonesia bisa menjadi kekuatan logistik regional bahkan global,” tutur Akbar.

Dengan arah kebijakan yang konsisten pada digitalisasi, keberlanjutan, serta peningkatan kualitas SDM, sektor logistik Indonesia diharapkan mampu menurunkan biaya logistik nasional sekaligus meningkatkan daya tarik investasi.

Transformasi logistik di Indonesia bukan lagi wacana, melainkan kebutuhan mendesak agar negara mampu bertahan dan bersaing dalam ekonomi global. Dorongan ALFI melalui digitalisasi, efisiensi, dan praktik ramah lingkungan menjadi langkah nyata untuk menjadikan logistik nasional lebih kompetitif.

Lewat momentum ALFI Convex 2025, diharapkan terjalin kolaborasi yang mempercepat terwujudnya sistem logistik yang tangguh, adaptif, serta mendukung target besar Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Terkini

12 Rekomendasi Tempat Kuliner Terbaik di Labuan Bajo

Senin, 22 September 2025 | 16:37:40 WIB

Panduan Lengkap Kuliner Badung Bali: 7 Tempat Makan Terbaik

Senin, 22 September 2025 | 16:37:39 WIB

6 Resep Pie Susu Berbagai Rasa, Camilan Manis Mudah Dibuat

Senin, 22 September 2025 | 16:37:38 WIB

Hasil Drawing Korea Open 2025 dan Daftar Atlet Indonesia

Senin, 22 September 2025 | 16:37:36 WIB