Program Jargas

Program Jargas Rumah Tangga Hidup Lagi, Target 1 Juta SR

Program Jargas Rumah Tangga Hidup Lagi, Target 1 Juta SR
Program Jargas Rumah Tangga Hidup Lagi, Target 1 Juta SR

JAKARTA - Upaya pemerintah dalam menghadirkan energi bersih dan terjangkau kembali mendapat dorongan besar. Setelah sempat terhenti selama dua tahun, program jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga kini kembali digulirkan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 15 pemerintah kabupaten/kota pada Kamis (19 September 2025) di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Penandatanganan ini menandai babak baru pembangunan jargas nasional. Tidak hanya menjadi simbol kembalinya program yang sempat “mati suri”, tetapi juga menjadi komitmen serius pemerintah dalam memperluas akses energi bersih ke masyarakat luas.

Komitmen Pemerintah Hadirkan Energi Murah dan Efisien

Direktur Jenderal Migas, Laode Sulaeman, menegaskan pentingnya kesepakatan ini sebagai pijakan awal agar pembangunan jargas di daerah berjalan lancar.

“Dengan adanya MoU, koordinasi dengan Pemerintah Daerah bisa dilakukan sejak awal agar tidak ada keterlambatan,” ujar Laode, dikutip dari laman resmi Migas.

Lebih jauh, Laode membagikan pengalamannya sebagai pengguna jargas di Tangerang Selatan. Menurutnya, meski menggunakan harga tertinggi, biaya yang dikeluarkan tetap lebih murah dibandingkan energi lain. “Saya sendiri adalah pengguna jargas. Walaupun menggunakan harga tertinggi, tetap lebih murah dibandingkan biaya energi lainnya,” tuturnya.

Pernyataan tersebut menjadi bukti nyata bahwa jargas bukan hanya program pemerintah semata, melainkan solusi praktis untuk meringankan beban rumah tangga.

Target Tambahan 1 Juta Sambungan Rumah

Program jargas sempat vakum pada 2023 dan 2024. Namun kini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen besar pemerintah dengan menargetkan tambahan 1 juta sambungan rumah (SR) di luar 115.264 SR yang sudah direncanakan sebelumnya.

Target ambisius ini menjadi bukti bahwa jargas diproyeksikan sebagai salah satu program strategis untuk mempercepat penetrasi energi bersih di Indonesia. Jika terealisasi, jutaan rumah tangga akan beralih dari energi konvensional ke gas bumi yang lebih ramah lingkungan.

Detail Pembangunan 115 Ribu Sambungan Baru

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Agung Kuswardono, menjelaskan bahwa tahap awal pembangunan akan mencakup 115.264 sambungan rumah dengan skema multi years contract (MYC).

Pembangunan direncanakan dimulai pada November 2025 dengan cakupan 15 kabupaten/kota, termasuk Jambi, Pelalawan, Indramayu, Demak, Samarinda, dan Bontang.

Agung menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan lintas lembaga dan pemerintah daerah. “Setelah sempat terhenti, kini pembangunan jargas kembali dilanjutkan berkat sinergi seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya.

Dukungan dari Daerah

Dukungan untuk program ini juga datang dari pemerintah daerah. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaeman, menilai pembangunan jargas tidak hanya soal energi, tetapi juga berdampak pada ekonomi masyarakat.

“Harga gas jauh lebih murah, bisa mencapai 50% dibandingkan energi lain,” katanya. Ia menambahkan bahwa jargas diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus memberi peluang bagi perusahaan daerah untuk terlibat.

Hal ini menunjukkan bahwa jargas bukan hanya berfungsi memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi daerah.

Manfaat Langsung bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, kehadiran jargas membawa banyak keuntungan. Selain biaya energi yang lebih murah, penggunaan gas bumi juga lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil lain.

Dengan distribusi gas langsung ke rumah, masyarakat tidak lagi perlu repot membeli tabung LPG atau mencari sumber energi alternatif. Sistem ini juga membantu mengurangi risiko kelangkaan LPG yang kerap terjadi.

Jika target 1 juta sambungan benar-benar terealisasi, manfaat ekonomi rumah tangga akan semakin terasa. Anggaran keluarga bisa dialihkan ke kebutuhan lain, sementara konsumsi energi menjadi lebih efisien.

Harapan ke Depan

MoU antara Ditjen Migas dan 15 pemerintah daerah menjadi titik awal penting. Keberhasilan program jargas akan sangat ditentukan oleh sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta yang ikut terlibat dalam pembangunan infrastruktur.

Kesepakatan ini membawa optimisme baru. Dengan dukungan kuat dari berbagai pihak, cita-cita menghadirkan energi murah, bersih, dan berkelanjutan di seluruh pelosok negeri bukan lagi sekadar wacana.

Seperti yang disampaikan Laode Sulaeman, pengalaman pribadi sebagai pengguna jargas membuktikan bahwa manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Dukungan kepala daerah seperti Andi Sudirman Sulaeman semakin mempertegas bahwa program ini tidak hanya soal energi, tetapi juga pembangunan ekonomi yang inklusif.

Kembalinya program jargas rumah tangga menjadi kabar baik bagi jutaan keluarga di Indonesia. Penandatanganan MoU dengan 15 daerah, target tambahan 1 juta sambungan, serta pembangunan 115 ribu sambungan baru pada November 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan energi nasional.

Dengan harga lebih murah, ramah lingkungan, serta potensi membuka peluang ekonomi baru, jargas diproyeksikan sebagai salah satu solusi energi masa depan.

Masyarakat kini bisa menaruh harapan besar bahwa dapur mereka akan segera “menyala” dengan energi yang lebih bersih, efisien, dan terjangkau.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index